Kapan Bayi Bisa Dikatakan Diare?

By | November 12, 2023

Diare adalah kondisi yang sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Namun, untuk menentukan apakah bayi Anda mengalami diare atau tidak, Anda perlu memahami apa yang dianggap normal dalam hal frekuensi dan tekstur buang air besar (BAB) bayi. Pada umumnya, bayi yang berusia di atas 3 bulan akan BAB hanya sekali sehari atau mungkin sesering seminggu sekali. Namun, jika si kecil BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang cair dan berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap, ini mungkin merupakan pertanda bahwa ia sedang mengalami diare.

Gejala Diare pada Bayi

Sebagai orangtua, penting untuk memperhatikan gejala diare pada bayi. Beberapa gejala yang umum terjadi pada bayi yang mengalami diare adalah sebagai berikut:

  • Tinja yang cair: Bayi yang mengalami diare akan mengeluarkan tinja yang lebih cair dari biasanya. Tinja tersebut dapat memiliki tekstur yang encer dan berair.
  • Frekuensi buang air besar yang meningkat: Jika bayi Anda mengalami diare, frekuensi buang air besar akan meningkat. Bayi yang normalnya BAB hanya sekali sehari akan BAB lebih dari 3 kali dalam sehari.
  • Tinja berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap: Warna tinja bayi yang mengalami diare juga bisa berubah. Tinja bayi yang normal memiliki warna kuning cerah, sedangkan bayi yang mengalami diare dapat mengeluarkan tinja dengan warna kuning kehijauan atau cokelat gelap.
  • Munculnya lendir atau darah dalam tinja: Dalam beberapa kasus diare, Anda mungkin melihat lendir atau bahkan darah dalam tinja bayi. Jika Anda melihat gejala ini, segeralah menghubungi dokter.
  • Kehilangan nafsu makan: Bayi yang mengalami diare cenderung kehilangan nafsu makannya. Hal ini dapat menyebabkan bayi sulit makan atau minum seperti biasanya.
  • Dehidrasi: Diare yang parah dapat menyebabkan bayi mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi pada bayi antara lain bibir dan mulut kering, jarang buang air kecil, dan menangis tanpa air mata.

Penyebab Diare pada Bayi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan diare pada bayi. Beberapa penyebab umum diare pada bayi antara lain:

1. Infeksi Virus

Salah satu penyebab umum diare pada bayi adalah infeksi virus. Virus seperti rotavirus atau norovirus dapat menyebabkan diare akut pada bayi. Infeksi virus biasanya menyebar melalui kontak dengan tinja orang yang terinfeksi atau melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.

2. Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri juga dapat menjadi penyebab diare pada bayi. Bakteri seperti Salmonella atau Escherichia coli (E. coli) dapat menyebabkan diare bakterial pada bayi. Biasanya, infeksi bakteri ini disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri.

3. Alergi Makanan

Beberapa bayi dapat mengalami diare sebagai respons terhadap alergi makanan. Biasanya, alergi makanan yang paling umum pada bayi adalah alergi terhadap susu sapi atau protein kedelai. Jika bayi Anda mengalami diare setelah mengonsumsi makanan tertentu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan apakah bayi Anda mengalami alergi makanan.

4. Penggunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik pada bayi juga dapat menyebabkan perubahan flora usus dan menyebabkan diare. Antibiotik dapat membunuh bakteri baik dalam usus, yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare.

Penanganan Diare pada Bayi

Jika bayi Anda mengalami diare, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengatasi kondisi ini:

  • Pastikan bayi tetap terhidrasi: Diare dapat menyebabkan bayi mengalami dehidrasi, jadi penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dengan memberikan ASI atau susu formula secara lebih sering dan dalam jumlah yang cukup. Anda juga dapat memberikan larutan elektrolit oral yang direkomendasikan oleh dokter.
  • Hindari memberikan makanan yang sulit dicerna: Selama bayi mengalami diare, hindari memberikan makanan yang sulit dicerna seperti makanan berlemak, pedas, atau tinggi serat.
  • Konsultasikan dengan dokter: Jika diare pada bayi tidak kunjung membaik atau bayi menunjukkan gejala dehidrasi, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi bayi Anda.

Dalam beberapa kasus, diare pada bayi dapat menjadi kondisi yang serius dan membutuhkan perawatan medis. Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau kondisi bayi dengan seksama dan menghubungi dokter jika gejala diare tidak kunjung membaik atau memburuk.

Diare pada bayi adalah kondisi yang umum terjadi. Bayi di atas 3 bulan yang BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tinja yang cair dan berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap dapat dikatakan mengalami diare. Beberapa gejala diare pada bayi meliputi tinja yang cair, frekuensi buang air besar yang meningkat, tinja berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap, munculnya lendir atau darah dalam tinja, kehilangan nafsu makan, dan dehidrasi. Diare pada bayi dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, alergi makanan, atau penggunaan antibiotik. Penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dan menghubungi dokter jika gejala diare tidak kunjung membaik atau memburuk. Dengan penanganan yang tepat, diare pada bayi dapat diatasi dengan baik.